Jumat, 13 April 2012

Pengantar Sosiologi


Bab 1 Konsep dan Definisi Sosiologi

A.    Konsep Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dalam proses  pertumbuhannya dapat dibedakan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan lain. Menurut Soerjono Soekanto (1982), bahwa perkembangan dari perhatian terhadap masyarakat terjadi  pada tiap-tiap masyarakat di dunia ini. Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan Sosiologi yang pertama kali terjadi di benua eropa.  
Sosiologi adalah bagian dari ilmu-ilmu sosial (social science) yang bersama-sama menghadapi masyarakat sebagai obyeknya. Seperti yang dikemukakan oleh Auguste Comte bahwa Sosiologi adalah filsafat tentang manusia dan filsafat pergaulan hidup dengan kata lain Sosiologi menyoroti mengenai hubungan manusia dengan hal-hal lainnya.
B.     Definisi Sosiologi
Sampai sekarang definisi Sosiologi masih agak sukar untuk memberikan batasan yang pasti mengenai definisi Sosiologi lantaran terlalu banyak cakupan kajiannya.
Sebagai pegangan dapat dilihat beberapa pendapat mengenai definisi Sosiologi :
1.      Petirim A. Sorokin mengatakan bahwa sosilogi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan  dan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial, gejala non sosial dan ciri-cirinya.
2.      Roucek dan Warren mengemikakan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.
3.      Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakn bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan-perubahannya.

Bab 2 Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Syarat ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang tersusun secara sistematis, dapat dikemukakan, diuji dan diketahui kebenarannya oleh umum sehingga dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karenanya Sosiologi dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan karena dapat dibuktikan bahwa ia telah memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan.
Sosiologi mempunyai dua cara metode dalam mengkaji masyarakat sebagai obyeknya yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif adalah metode yang mengutamakan cara kerjanya dengan menjabarkan hasil penelitan berdasarkan data-data yang diperoleh. Sedangkan metode kuantitatif adalah suatu cara penelitian yang dalam analisis datanya mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka; gejala-gejala yang diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel atau formula-formula tertentu yang pada dasarnya cenderung menggunakan uji statistik.
Bab 3 Individu dan Masyarakat
Individu berasal dari kata individum (latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis artinya manusia yang hidup berdiri sendiri tidak mempunyai kawan. Masyarakat dalam buku Sosiologi Kelompok dan Masalah sosial karangan (Abdul Syani, 1987) mejelaskan bahwa masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, gidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi , selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat (indonesia).
Hubungan individu dan masyarakat
Hubungan individu dengan masyarakat bermula timbul dari pengaruh keluarga dan dari kondisi sosial keluarga kemudian membawa kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan lingkungan sosialnya. Dengan perbedaan-perbedaan ini berarti individu semakin menyadari akan kekurangan masing-masing, yang apabila tidak dipertukarkan, maka individu-individu itu tidak akan mencapai harapan hidupnya dengan sempurna. Oleh karenanya hubungan individi dan masyarakat ada tiga lternatif jawabannya, yaitu : individu memiliki status yang relatif dominan terhadap masyarakat, masyarakat memiliki status yang relatif dominan terhadap individu, dan individu dan masyarakat saling tergantung.

Bab 4 Kebudayaan
Kebudayaan adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya struktur sosial. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup.
Cara hidup atau pandangan hidup meliputi cara berpikir, cara berencana dan cara bertindak, di samping segala hasil karya nyata yang dianggap berguna, benar dan dipatuhi oleh anggota-anggota masyarakat atas kesepakatan bersama.
Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi “ atau “akal”. Selo Soemardjan dan Soelaimann Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya , rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan tekhnologidan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan pada keperluan masyarakat.
Kebudayaan berfungsi mengatur agar manusia dapat memahami bagaimana manusia seharusnya bertingkah laku, berbuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.
Nilai-nilai Sosial
Dalam kebudayaan terkandung nilai-nilai dan norma-norma sosial yang merupakan faktor pendorong bagi manusia untuk bertingkah laku dan mencapai kepuasan tertenru dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kajian Sosiologis nilai-nilai sosial seseorang atau kelompok secara langsung dapat mempengaruhi segala aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan diri dalam norma-norma yang ada dalam masyarakat sekelilingnya.
Norma-norma Sosial
Norma sosial dalam pandangan Sosiologis dititik beratkan pada kekuatan dari serangkaian peraturan umum, baik tertulis maupun tidak tertulis, mengenai tingkah laku atau perbuatan manusia yang menurut anggota kelompok masyarakatnya sebagai sesuatu yang baik atau yang buruk, pantas atau tidak pantas.
Secara Sosiologis dikenal ada empat bagian norma-norma sosial yaitu cara berbuat, kebiasaan atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang, tata-kelakuan dan adat istiadat.

Sosialisasi
Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo (1985), bahwa sosialisasi mengandung pengertian, yaitu :
-          Sosialisasi adalah proses belajar dengan mengubah dan mengambil alih cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
-          Dalam proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku dimana ia hidup.
-          Semua sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadinya.
Sosialisasi dapat terjadi secara langsungbertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, dapat juga terjadi secara tidak langsung.