A. Konsep Sosiologi
Sosiologi
sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat dalam
proses pertumbuhannya dapat dibedakan dengan ilmu-ilmu kemasyarakatan
lain. Menurut Soerjono Soekanto (1982), bahwa perkembangan dari
perhatian terhadap masyarakat terjadi pada tiap-tiap masyarakat di
dunia ini. Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun mendapat bentuk
sebagai suatu ilmu pengetahuan yang dinamakan Sosiologi yang pertama
kali terjadi di benua eropa.
Sosiologi
adalah bagian dari ilmu-ilmu sosial (social science) yang bersama-sama
menghadapi masyarakat sebagai obyeknya. Seperti yang dikemukakan oleh
Auguste Comte bahwa Sosiologi adalah filsafat tentang manusia dan
filsafat pergaulan hidup dengan kata lain Sosiologi menyoroti mengenai
hubungan manusia dengan hal-hal lainnya.
B. Definisi Sosiologi
Sampai
sekarang definisi Sosiologi masih agak sukar untuk memberikan batasan
yang pasti mengenai definisi Sosiologi lantaran terlalu banyak cakupan
kajiannya.
Sebagai pegangan dapat dilihat beberapa pendapat mengenai definisi Sosiologi :
1. Petirim
A. Sorokin mengatakan bahwa sosilogi adalah suatu ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala-gejala sosial, gejala
non sosial dan ciri-cirinya.
2. Roucek dan Warren mengemikakan Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.
3. Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakn bahwa Sosiologi adalah ilmu
yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk
perubahan-perubahannya.
Bab 2 Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Syarat
ilmu pengetahuan yaitu ilmu yang tersusun secara sistematis, dapat
dikemukakan, diuji dan diketahui kebenarannya oleh umum sehingga dapat
dibuktikan kebenarannya. Oleh karenanya Sosiologi dapat digolongkan
sebagai ilmu pengetahuan karena dapat dibuktikan bahwa ia telah memenuhi
syarat sebagai ilmu pengetahuan.
Sosiologi
mempunyai dua cara metode dalam mengkaji masyarakat sebagai obyeknya
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif adalah
metode yang mengutamakan cara kerjanya dengan menjabarkan hasil
penelitan berdasarkan data-data yang diperoleh. Sedangkan metode
kuantitatif adalah suatu cara penelitian yang dalam analisis datanya
mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka; gejala-gejala yang
diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel atau formula-formula
tertentu yang pada dasarnya cenderung menggunakan uji statistik.
Bab 3 Individu dan Masyarakat
Individu
berasal dari kata individum (latin), yaitu satuan kecil yang tidak
dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis artinya manusia
yang hidup berdiri sendiri tidak mempunyai kawan. Masyarakat dalam buku
Sosiologi Kelompok dan Masalah sosial karangan (Abdul Syani, 1987)
mejelaskan bahwa masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang
artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya
berkumpul bersama, gidup bersama dengan saling berhubungan dan saling
mempengaruhi , selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat
(indonesia).
Hubungan individu dan masyarakat
Hubungan
individu dengan masyarakat bermula timbul dari pengaruh keluarga dan
dari kondisi sosial keluarga kemudian membawa kesadaran bahwa dirinya
berbeda dengan lingkungan sosialnya. Dengan perbedaan-perbedaan ini
berarti individu semakin menyadari akan kekurangan masing-masing, yang
apabila tidak dipertukarkan, maka individu-individu itu tidak akan
mencapai harapan hidupnya dengan sempurna. Oleh karenanya hubungan
individi dan masyarakat ada tiga lternatif jawabannya, yaitu : individu
memiliki status yang relatif dominan terhadap masyarakat, masyarakat
memiliki status yang relatif dominan terhadap individu, dan individu dan
masyarakat saling tergantung.
Bab 4 Kebudayaan
Kebudayaan
adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya
struktur sosial. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai
suatu cara hidup.
Cara
hidup atau pandangan hidup meliputi cara berpikir, cara berencana dan
cara bertindak, di samping segala hasil karya nyata yang dianggap
berguna, benar dan dipatuhi oleh anggota-anggota masyarakat atas
kesepakatan bersama.
Kebudayaan
berasal dari kata sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi
yang berarti “budi “ atau “akal”. Selo Soemardjan dan Soelaimann
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya , rasa dan
cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan tekhnologidan kebudayaan
kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan
pada keperluan masyarakat.
Kebudayaan
berfungsi mengatur agar manusia dapat memahami bagaimana manusia
seharusnya bertingkah laku, berbuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dalam masyarakat.
Nilai-nilai Sosial
Dalam
kebudayaan terkandung nilai-nilai dan norma-norma sosial yang merupakan
faktor pendorong bagi manusia untuk bertingkah laku dan mencapai
kepuasan tertenru dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kajian Sosiologis
nilai-nilai sosial seseorang atau kelompok secara langsung dapat
mempengaruhi segala aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan
diri dalam norma-norma yang ada dalam masyarakat sekelilingnya.
Norma-norma Sosial
Norma
sosial dalam pandangan Sosiologis dititik beratkan pada kekuatan dari
serangkaian peraturan umum, baik tertulis maupun tidak tertulis,
mengenai tingkah laku atau perbuatan manusia yang menurut anggota
kelompok masyarakatnya sebagai sesuatu yang baik atau yang buruk, pantas
atau tidak pantas.
Secara
Sosiologis dikenal ada empat bagian norma-norma sosial yaitu cara
berbuat, kebiasaan atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang,
tata-kelakuan dan adat istiadat.
Sosialisasi
Menurut pendapat Soejono Dirdjosisworo (1985), bahwa sosialisasi mengandung pengertian, yaitu :
- Sosialisasi adalah proses belajar dengan mengubah dan mengambil alih cara hidup atau kebudayaan masyarakatnya.
- Dalam
proses sosialisasi itu individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide,
pola-pola nilai dan tingkah laku, dan ukuran kepatuhan tingkah laku
dimana ia hidup.
- Semua
sifat dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu
disusun dan dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri
pribadinya.
Sosialisasi dapat terjadi secara langsungbertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, dapat juga terjadi secara tidak langsung.