PRODUKSI
Perangkat teknis proses produksi adalah faktor
produksi non-manusia, yaitu sumber alam dan modal (mesin). Dalam proses
produksi : tenaga kerja menduduki peran okupasi. Tiga faktor penyebab naiknya
produktivitas :
1.
Kemajuan
teknologi
2. Perbaikan kepandaian dan kete-rampilan tenaga kerja
3. Organisasi perusahaan yang lebih efisien/efektif dan
masyarakat yang lebih rasional, misalnya profesionalisme, etos kerja dll.
Naiknya produktivitas menyebabkan naiknya upah.
Perbedaan tingkat upah dalam masyarakat disebabkan :
§
perbedaan supply/demand jenis pekerjaan (misalnya : bidang teknis dan
bidang keuangan)
§
corak pekerjaan
(misal : kerja kasar dan kerja halus)
§
kmampuan/keahlian/pendidikan
§
pertimbangan
non-upah, misal : kedekatan tempat tinggal, lokasi pabrik, dsb
§
mobilitas tenaga
kerja akibat supply-demand bidang pekerjaan berubah.
Organisasi formal : berfungsi mem-produksi barang/jasa
konsumsi. Ada
kecenderungan anggapan semakin banyak organisasi formal makin maju suatu
negara. Jenis Organisasi Formal :
a. firma / CV
b. PT, UU No. 1/1995
c. BUMN
d. Koperasi.
Sebaliknya, organisasi informal semakin banyak =
negara belum maju. Organisasi Buruh Internasional (ILO) menyebutkan ciri-ciri
organisasi informal :
a. mudah dimasuki
b. berbentuk usaha keluarga
c. skala operasional kecil
d. tenaga kerja/teknologi sederhana
e. pasarnya kompetitif dan tidak diatur.
Castel dan Portes : Organisasi Informal adalah kegiatan ekonomi yang tidak diatur negara,
dimana kegiatan yang sama diatur. Ada
3 klasifikasi : ekonomi formal, informal, dan ilegal. Contoh informal : tukang bakso, semir sepatu, penjaja makanan/jasa
dll yang tidak terdaftar sebagai badan usaha. Sering tidak masuk dalam
menghitung panda-patan nasional.
Sistem tukar-menukar :
1. Pertukaran bebas mengambang (free floating system).
Pemerintah dan Bank Sentral (BS) hanya sebagai pengamat pasar, tidak ikut.
2. Mengambang terkendali (mana-ged floating system).
Pemerintah & BS ikut jual/beli di pasar
3. Terkendali penuh (fixed rates system) di tangan
Pemerintah & BS dengan cara : a)menetapkan standar, b)intervensi melalui
kebijakan/aturan.
Elemen/faktor non-ekonomi di pasar
0. Politik – Sosial – Budaya
1. Demografi (kependudukan)
2. Geografi (bencana alam).
Jenis-Jenis Pasar :
§ Pasar persaingan sempurna : barang homogen, penjual
dan pembeli amat banyak sehingga tidak dapat mempengaruhi harga
§ Monopolistik : barang bercorak ragam/heterogen,
penjual/pembeli banyak, harga bersaing
§ Monopoli : penjualnya satu
§ Oligopoli : penjualnya sedikit (duopoli : 2 produsen,
dsb)
§ Monopsoni : pembelinya satu.
PEMBANGUNAN
EKONOMI
Secara konvensional, sosiologi ada 2 tipe : 1)Sosiologi
mikro, untuk kelompok-kelompok kecil, 2)sosiologi makro, pola sosial skala
besar/masyarakat keseluruhan.
Tonnies : memberi
istilah gemeinschaff (komunitas) dan gesellschaft (masyarakat).
Pendekatan fungsionalisme sosial :
a)masyarakat merupakan sistem yang komplek, b)tiap
bagian masyarakat eksis dengan fungsi masing-masing, c)ada mekanisme untuk
integrasi, yaitu kepercayaan dan nilai yang sama, d)mengarah pada ekuilibrium,
harmoni dan stabilitas, e)perubahan sosial (jarang terjadi) membawa konsekuensi
yang menguntungkan masyarakat keseluruhan.
Talcott Parsons inti masyarakat adalah jalinan makna, kepercayaan, dan nilai bersama. Perbedaan
masyarakat tradisional dan modern :
Ø Affective vs Effective-neutral, di masyarakat tradisional = terjalin hubungan pribadi
dan emosional; masyarakat modern = jalin hubungan netral, tidak langsung,
menjaga jarak
Ø Particularistic vs Universal, Tradisional = berhubungan dengan anggota masyarakat
dari kelompok lain hingga ada tanggung jawab bersama. Modern = hubungan antar-masyarakat
dari kelompok lain dengan batas norma-norma universal
Ø Collective vs Achievement, Tradisional = memiliki tanggung jawab kekeluargaan, komunitas,
kesukuan. Modern = individualistik
Ø Ascription vs Achievement, Tradisional = memperhitungkan status bawaan/sifat.
Modern = menilai dari prestasi
Ø Functionaly difuse vs Functionaly specific, Tradisional = fungsi lembaga belum jelas. Modern =
jelas.
Teori Modernisasi, adalah :
§
merupakan proses
bertahap
§
proses
homogenisasi dengan tendensi struktur serupa
§
proses eropanisasi/amerikanisasi
§
tidak dapat
mundur
§
perubahan
progresif yang diinginkan
§
perlu waktu
panjang
§
tekanan pada
ketergantungan lembaga sosial
§
Immanent = terus-menerus.
Rostow
: proses pembangunan dalam masyarakat
merupakan proses yang bergerak dalam suatu garis lurus dari masyarakat
terbelakang menuju masyarakat yang maju. Perkembangannya ada 5 tahap :
a) Masyarakat tradisional, manusia percaya pada kekuatan
mistik dan tunduk pada alam, produksi untuk konsumsi, tidak ada investasi
b) Prakondisi lepas landas, ada usaha meningkatkan
tabungan dipakai untuk investasi pada sektor produktif.
c) Lepas landas, tersingkirnya hambatan-hambatan,
tumbuhnya industri manufaktur, muncul elit wiraswasta, munculnya
lembaga-lembaga sospol, Tabungan dan Investasi meningkat 5-10%. Pertanian
menjadi usaha komersial.
d) Kedewasaan, 10-20% pendapatan nasional untuk
investasi, produksi barang substitusi impor, impor diimbangi ekspor
e) Jaman konsumsi tinggi, industri memproduksi barang
tahan lama, investasi untuk kesejahteraan sosial dan dana sosial (bukan lagi
untuk produksi), investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi
tujuan utama, surplus ekonomi digunakan untuk kesejahteraan sosial dan dana
sosial, pembangunan berkesinambungan.
Menurut
Rostow ini terjadi karena ada Wiraswasta. Wiraswasta muncul sebab :
1)ada elit baru yang merasa diingkari haknya untuk mendapat prestige dan
kekuasaan, 2)masyarakat tradisional yang lemah dan fleksibel membolehkan
dikotomi kekayaan dan kekuasaan.
Kehendak
untuk menabung lebih banyak dipengaruhi faktor psikologi dan sosiologi. Besarnya
tabungan dipengaruhi international demon-stration effect (meniru negara
maju).
Cara pembangunan/investasi :
Ø
Teori usaha
perlahan-lahan (Gradualist)
Ø
Teori Big
push, dorongan besar, untuk menghilangkan kemiskinan, mamaksimumkan output,
konsumsi ditekan, investasi untuk produksi massal.
Asumsi tingkat produksi tergantung jumlah tenaga kerja
adalah bila te-naga kerja homogen. Empat langkah perencanaan tenaga
kerja :
v Persediaan/stok masa depan
v Keseimbangan jumlah dan kebutuhan untuk proses
v Rekruitmen dan pemberhentian
v Pengembangan pegawai (diklat).
Kualitas tenaga kerja cirinya : tidak hilang bila
dipakai, dijual nilainya makin tinggi. Pada tingkat upah tertentu tidak ada
dorongan untuk kerja, melainkan untuk santai-santai. Wiraswasta adalah orang
yang mencari cara-cara baru, kombinasi faktor produksi dan proses dengan
inovasi. Jenis wiraswasta :
a) Innovating, pencipta
b) Inisiatif, yaitu menggunakan cara innovator
c) Fabian, meniru bila cara itu telah diketahui menguntungkan
d) Drone, menolak cara itu tapi menggunakan cara lain.
Halangan-halangan inovasi :
·
Ekonomis :
keuntungan
·
Sosial-budaya
·
Politik, tekanan
elit.
Prinsip agar inovasi berhasil di negara berkembang :
1. sistem budaya/konsekuensinya
2. proses perkenalan inovasi ybs
3. teknik yang cocok
4. penyesuaian secara gradual
5. melibatkan tokoh masyarakat.
Pola di negara yang maju :
a) gatra pengenalan (cognitive) tinggi, masyarakat
amat rasional
b) keanggotaan (membership) rendah, apa yang dapat dikerjakan oleh orang tanpa memandang
siapa/koneksitas
c) substansi, yaitu kontrak-kontrak kerja/hubungan kerja meluas
menjadi kerabat.
Hirschman : dalam negara berkembang hubungan ewuh-pakewuh kekerabatan menghalangi inovasi, seringkali ditengahi pemerintah, misalnya : land reform.
Pembangunan seimbang (balance) adalah investasi disebar di semua sektor. Keburukannya : tingkat pendapatan masih rendah sehingga tidak terjadi kemajuan dari ekonomi sub-sisten ke ekonomi modern. Di negara berkembang : Unbalance Growth lebih baik, sehingga cepat dan menciptakan wiraswasta baru. (adil?)
Smelser : modernisasi tidak harus lancar dan harmonis, melibatkan
diferensiasi struktural, ketakteraturan, fungsi pecah/lepas menjadi sub-struktur,
misalnya keluarga extended menjadi keluarga kecil. Hal ini berujung
meningkatkan kapasitas fungsional lembaga, misalnya kantor menjadi yang
utama. Kondisi ini membuka paham komunis tumbuh subur.
Tiga
masalah pokok :
1. Teknologi, aplikasinya dalam industri mahal dan sulit
2. Nilai-nilai, yang mengatur tingkah laku ekonomi,
keinginan untuk memaksimumkan untung, naluri kerja keras; tidak ada dalam
masyarakat tertutup
3. Organisasi industri, pertumbuhan tenaga staf lebih
cepat dibanding tenaga operasi/kasar
4. Alokasi investasi, ke sektor pertanian atau industri?
PASAR BEBAS
8 Desember 1994 lahir WTO, mulai operasi 1 Januari
1995. Pesimisme negara berkembang : negara-negara maju menerapkan
proteksionisme anti-dumping. Individualisme adalah paham yang berpusat pada
manusia sebagai pribadi. Yang terpenting adalah bagaimana individu secara bebas
dan kreatif mengembangkan diri dan kepentingannya. Individualisme memandang
masyarakat sebagai alat mencapai/memenuhi kebutuhan. Negara berkembang senang
dumping dan menyengsarakan rakyat sendiri sebab pengaruh paham individualisme.
Hugo Grotius :
manusia memiliki hak individual walaupun memiliki kodrat sebagai makhluk
sosial.
Adam Smith :
manusia mementingkan diri sendiri, tetapi cenderung bergabung dengan sesama. Ada pengekangan diri rule
of justice untuk tidak menyakiti orang dan rule of morality untuk
melakukan yang baik terhadap sesama.
J.J. Rousseau
: manusia mengadakan kontrak membentuk negara.
Thomas Hobbes :
manusia secara alami bebas mandiri namun memiliki kecenderungan untuk beperang (homo
homini lupus).
John Locke :
hak milik adalah hak asasi seperti hak hidup dan kebebasan.
Jeremy Bentham
: Bapak Utilitarianisme =
hedonisme psikologis = segala tindakan manusia didorong keinginan mencapai
nikmat dan menghindari perasaan yang menyakiti/tidak enak. Pendukung = Cumberland,
David Hume, Herbert Spencer, John Stuart Mill. Utilis = berguna/faedah.
Utilitarianisme :
1)melahirkan etika teleologis,
2)baik-buruk tindakan dinilai dari kegunaannya (konsekuensilisme),
3)kenikmatan identik dengan kebahagiaan,
4)kegunaannya harus mengenai orang yang terkena akibat
tindakan (welfarisme).
Utilitarianisme
John S Mill : "lebih baik
menjadi manusia yang tidak puas daripada babi yang puas, lebih baik jadi
Sokrates yang tidak puas daripada si-tolol yang puas". Mill
meruntuhkan Bentham yang terlalu berpusat pada kenikmatan jasmani. Asosiasi
Psikologis, menyatakan kecenderungan manusia untuk nikmatnya bukan egonya
sendiri, tapi juga nikmat yang harus dirasakan orang lain. Juga manusia tidak
bertindak asal orang lain nikmat (altruis). Ia ingin merasa bahagia dan
orang lain bersama-sama. Kritik terhadap Mill : a)terlalu Utopis (ideal/tidak
mung-kin direalisasikan), b)menerangkan semua nilai moral dari kenikmatan bukan
sisi keadilan.
Vilfredo Pareto : ekonom sosiolog Itali (1848 – 1923). Optimalitas Pa-reto (OP)
= keadaan dimana alokasi sumber daya sangat efisien sehingga tidak ada yang
merugi. Bila OP gagal maka efisiensi ekonomi gagal = Efisiensi Pareto. Syarat
OP :
1. efisiensi pertukaran
2. efisiensi penggunaan faktor produksi pada semua
produsennya
3. optimalitas 1) dan 2).
Efisiensi
Pareto menjelaskan juga tingkat kesejahteraan umum tanpa monopoli lebih besar
daripada dengan monopoli. Karena : bila harga ditentukan produsen (lebih besar
dari harga pasar yang seharusnya terjadi),
maka ada selisih
(dalam grafik = ruang segitiga). Bagian/ruang yang tidak terpakai/dimanfaatkan
pasar. Keuntungan produsen le-bih besar sedangkan konsumen lebih kecil. Dan,
ada sisa yang tidak terpakai (disekuilibrium).
Kritik kepada Pareto : bila semua pihak untung pasti ada yang lebih untung
daripada lainnya dalam hal meminimalisasi kerugian, tetap akan timbul jurang
pendapatan yang besar.
Paul
Ormerod : Ilmu ekonomi orthodox telah
mati. Contoh : Optimalisasi Pareto terbentur dengan ekonomi pemerataan.
F Quesney, Mirabeu, ARJ Turgot, dan du Pont adalah kaum fisiokrat : menyerukan agar kembali ke
tradisional mengenai kekayaan, yaitu pemilik & pengolah tanah adalah
produsen sesungguhnya. Negara yang terlalu mencampuri hukum alam dengan
mengutamakan perdagangan saja membatasi manusia berarti merusak alam.
Robert
Axelrod : The Prisoner Dilemma,
pentingnya dialog antar pelaku di pasar untuk memaksimumkan keuntungan/tingkat
kesejahteraan umum.
John
Nash : ekuilibrium di pasar oligopoli
tercipta karena strategi perusahaan dalam menyikapi strategi perusahaan lain (dialog).
Ini disebut rasionalitas pasar. Di Oligopoli tercipta pasar Asimetrik : dimana
para pelaku tidak mendapat informasi seimbang, sehingga tercipta pasar yang
tidak bebas & tidak sehat.