Sosiologi
komunikasi adalah ilmu yang memberi pemahaman tentang kajian sosiologis
dari kegiatan komunikasi, khususnya komunikasi massa. Kajian dari
sosiologi komunikasi meliputi hubungan media massa dengan institusi
sosial lain yang ada dalam masyarakat, hubungan di dalam institusi media
termasuk proses produksi isi media dan hubungan media massa dengan
khalayak.
Komunikasi: Process by which an individual transmit stimuli
(usually verbal symbols) to modify the behavior of another individuals
communicant (Carl Hoveland dlm bukunya Social Communication).
Untuk
memahami dan menjelaskan hubungan antara fenomena komunikasi dan
masyarakat dalam perspektif sosiologi paling tidak ada 3 teori besar
yang harus diperhatikan:
1. Teori fungsionalisme dalam paradigma fakta sosial
2. Teori interaksionisme simbolik dalam paradigma definisi sosial (tindakan sosial dan fenomenologi)
3. Teori pertukaran sosial dari paradigma perilaku sosial
I.
Emile Durkheim menjelaskan arti sosiologi dengan adanya fakta sosial,
yaitu cara bertindak, berpikir dan berperasaan di luar individu dan
mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya (The rules of
sociological method).
Dalam kaitan tersebut George Ritzer dalam
bukunya Sociology, a Multiple Paradigm Science melihat ada dua tipe
dasar dari fakta sosial, yaitu: (1) Struktur Sosial (susunan atau
konfigurasi dari beberapa orang dengan katagori yang berbeda tetapi
terikat pada suatu tata hubungan kerjasama); dan (2) Pranata Sosial
(norma-norma sosial serta pola-pola nilai sosial dalam masyarakat)
Fakta
sosial yang dimaksud dalam hal ini dapat berwujud kelompok, misal
kelompok olah raga, kelompok politik, kelompok hukum, dsbnya. Dapat pula
berupa kesatuan, misal kesatuan masyarakat tertentu, bisa berupa sistem
sosial (sistem daripada tindakan-tindakan yang terbentuk atas dasar
interaksi sosial dari para anggotanya), posisi sosial, nilai-nilai, adat
istiadat, dsbnya.
Sifat dari fakta sosial menurut Durkheim, paling tidak mengandung: General, Eksternal dan Memaksa
1. General: keberlakuannya tidak hanya untuk perseorangan melainkan umum bagi semuanya
2. Eksternal: keberadaannya di luar eksistensi individu. Artinya tidak tergantung dan tidak melekat pada diri seseorang
3. Memaksa: memaksa setiap orang untuk member arti sebagaimana arti yang telah disepakati oleh penggunanya.
II.
Pelopornya Max Weber. Dalam bukunya The Structure of Sosial Action. Ia
memfokuskan pada realitas sosial yang dikaitkan dengan tindakan
(sosial). Artinya bahwa tindakan hanya dapat disebut sebagai tindakan
sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain dan
mempunyai makna subyektif baginya.
Ada 3 premis dasar dalam kaitan
teori ini menurut Herbert Blumer dalam bukunya Symbolic Interactionism:
Perspective and Method, yaitu:
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar MAKNA yang dimiliki oleh benda, kejadian, atau fenomena itu bagi mereka.
2.
Makna suatu benda atau fenomena bukan terletak pada benda, fenomena
atau kejadian tetapi tergantung pada seseorang atau masyarakat
memberikannya. Karena makna-makna ini merupakan hasil interaksi sosial
antar seseorang dengan orang lain dalam masyarakat.
3. Makna-makna
itu dikelola serta dimodifikasi melalui suatu proses, penafsiran yang
digunakan oleh setiap individu dalam keterlibatannya dengan tanda-tanda
yang dihadapi sewaktu interaksi berlangsung.
Kesimpulannya menurut G. Ritzer:
1.
Tanggapan seseorang dalam proses interaksi bukan merupakan tanggapan
yang langsung terhadap stimulus yang datang dari lingkungan atau luar
lingkungannya, melainkan hasil dari PROSES INTERPRETASI terhadap
stimulus
2. Stimulus bukan merupakan determinan faktor terjadinya
tindakan manusia. Antara stimulus dan respon terdapat variabel yang
menjembatani, yaitu proses mental atau proses berpikir.
III. Teori Pertukaran Sosial
Terdapat 5 bentuk dasar dan perilaku sosial yang dirumuskan dalam bentuk proposisi:
1.
Proposisi Sukses Semakin sering suatu tindakan yang dilakukan oleh
sesorang mendatangkan manfaat, maka semakin besar kemungkinan tindakan
serupa akan dilakukan lagi oleh orang itu.
2. Proposisi Stimulus
Jika suatu stimulus (kejadian) dapat mendatangkan ganjaran atau
tanggapan positif dari pihak lain, maka semakin besar kemungkinan
seseorang akan melakukan tindakan serupa ketika menghadapi suatu
stimulus yang sama.
3. Proposisi Nilai Proposisi Rasional.
Semakin bernilai bagi diri seseorang atas tindakan yang pernah dia
lakukan, maka akan semakin besar kemungkinan akan diulanginya kembali
tindakan serupa agar mendatangkan nilai yg berarti pula baginya.
Intinya: mana pilihan atau alternatif yang lebih menguntungkan dirinya
secara ganda, baik dari segi waktu maupun nilai yang diperoleh.
4.
Proposisi Deprivasi-Satiasi. Semakin sering seseorang menerima ganjaran
yg istimewa bagi tindakan yang dilakukakannya, maka semakin kurang
bermakna ganjaran yang diterima berikutnya. Intinya adanya kejenuhan
atau kurang merasa nikmat lagi.
5. Proposisi Persetujuan-Perlawanan).
Jika tindakan seseorang tidak mendapatkan ganjaran sebagaimana dia
harapkan, atau malah mendapatkan hukuman, maka dia akan marah atau
melawan.
Komunikasi antar-manusia di dalam masyarakat mempunyai proses yang jelas dan biasa disebut dengan:
1.
Proses secara primer: Komunikasi yang dilakukan secara tatap muka,
langsung antara seseorang kepada orang lain guna menyampaikan pikiran
maupun perasaan, baik melalui bahasa (simbolisasi dari perasaan dan
gagasan), gerakan, aba-aba dsbnya.
Oleh Joseph De Vito Bahasa itu
dikatakan mempunyai sifat: Produktif dan Kreatif dengan ciri Pelenyapan
Cepat dan Kebebasan Makna (tidak memiliki karakteristik fisik dari
benda atau hal yang digambarkan)
2. Proses secara sekunder:
Penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai media bahasa.
Onong
Uchjana Efendi berpendapat bahasa merupakan: lambang beserta isi, yakni
pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan.
Proses
komunikasi secara sekunder memang diakui lebih efisien oleh karena
dapat menjangkau khalayak (komunikan) dengan lebih luas walaupun
sifatnya informatif saja.
Unsur-unsur dalam proses komunikasi, menurut O.U. Effendy, sbb:
1. Source: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang
2. Encoding: Pensandian, artinya proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk, lambang
3. Message: Seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator
4. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan
5. Decoding: Proses dalam mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
6. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response: Tanggapan, (sejumlah) reaksi pada komunikan setelah diterima pesan
8. Feedback: Umpan balik, tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
9.
Noise: Gangguan tdk terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (persoalan empathy
dibutuhkan)
Oleh Aristoteles dikatakan bahwa unsur pokok dalam proses komunikasi adalah: komunikator, komunikan, dan pesan.
Sedangkan
Harold Laswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa?
dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to
whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
1. Who? (siapa/sumber)
Sumber/komunikator
adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi
atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok,
organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan)
Apa
yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan), dari
sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol
verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber
tadi. Ada 3 komponen pesan, yaitu makna,symbol untuk menyampaikan
makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media)
Wahana/alat
untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan
(penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung
(melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima)
Orang/kelompok/organisasi/suatu
negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan
(destination)/pendengar
(listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik
(decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek)
Dampak/efek
yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari
sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.
FUNGSI DAN UNSUR-UNSUR DALAM KOMUNIKASI MASSA
I. Pengertian dan unsur-unsur komunikasi massa
Komunikasi
massa merupakan komunikasi yang mencakup pada tingkat masyarakat luas,
dilakukan dengan menggunakan media massa dengan berbagai tujuan
komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dalam
komunikasi massa terdapat unsur-unsur penting yang saling berkaitan satu
sama lain. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Komunikator
Komunikator
adalah pihak yang menggunakan media massa dengan teknologi telematika
modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi dapat ditangkap dengan
cepat oleh publik. Komunikator dalam komunikasi massa berusaha untuk
menyebarkan informasi, pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan
masayarakat luas yang tersebar dimana-mana dan tanpa diketahui dengan
jelas keberadaan mereka. Dengan kata lain komunikator mencoba untuk
berkomunikasi yang ditujukan pada masyarakat yang relatif lebih luas,
sifatnya heterogen dan anonim, pesan-pesanya disampaikan secara umum,
menajangkau khalayak luas secara serempak dan bersifat serentak.
2. Media massa
Dalam
komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungakan antara
sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat
melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa
dibedakan menjadi dua macam, yaitu media cetak (misalnya surat kabar dan
majalah) dan media elektronik (misalnya radio dan televisi).
3. Informasi massa
Informasi
massa merupakan pesan atau informasi yang diperuntukkan kepada
masyarakat secara masal. Komunikasi massa adalah komunikasi umum dan
bukan bersifat pribadi, pesan yang disampaikan bukan ditujukan kepada
satu orang saja karena isinya bersifat terbuka bagi seluruh masyarakat.
Pesan dalam komunikasi massa berjalan secara cepat dan selintas.
Dikatakan cepat karena pesan yang disampaikan kepada khalayak penerima
relatif singkat atau bahkan dengan segera. Sedangkan dikatakan selintas
karena pesan yang dikomunikasikan biasanya dibuat agar dapat dikonsumsi
dengan segera dan bukan untuk diingat-ingat.
4. Gatekeeper
Gatekeeper
adalah penyeleksi informasi. Oleh karena komunikasi massa di jalankan
dalam suatu organisasi media massa, maka orang-orang yang berada dalam
oraganisasi tersebut yang akan meyeleksi setiap informasi yang akan
disiarkan maupun yang tidak disiarkan. Mereka juga memiliki kewenangan
untuk memperluas dan membatasi informasi yang akan disiarkan.
5. Khalayak
Khalayak
adalah massa penerima informasi yang disebarkan oleh media massa.
Mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa.
Komunikasi massa ditujukan pada khalayak luas yang heterogen dan anonim.
Bersifat heterogen karena pesan atau informasi yang disampaikan terbuka
untuk umum dan tidak diarahkan kepada kelas-kelas tertentu saja yang
ada dalam masyarakat. Sedangkan bersifat anonim karena anggota-anggota
khalayak secara individual tidak dikenal atau diketahui oleh
komunikatornya.
6. Umpan balik
Umpan balik dalam komunikasi
massa umumnya bersifat tertunda, hal tersebut berbeda dengan umpan balik
pada komunikasi tatap muka yang bersifat langsung.
II. Fungsi komunikasi massa dalam masyarakat:
Secara
umum komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi,
meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan
kegembiraan dalam hidup seseorang.
Oleh karenanya ada beberapa fungsi komunikasi massa dalam masyarakat:
a. Fungsi pengawasan
Fungsi
pengawasan berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan
persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan dengan
aktifitas preventif unutk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Misalnya, pemberitaan tentang bahaya HIV-AIDS bagi kehidupan masyarakat
yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan pada masyarakat luas,
maka fungsi preventifnya agar masyarakat tidak terjerumus dan tidak
melakukan tindakan yang dapat menimbulkan HIV-AIDS.
Sedangkan fungsi
persuasif sebagai upaya untuk memberikan reward dan punishment kepada
masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukanya. Media massa dapat
memberikan reward kepada aktifitas masyarakat yang bermanfaat bagi
anggota masyarakat lainya, namun jika aktifitas yang dilakukan tidak
bermanfaat dan bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainya dalam
masyarakat maka akan diberikan punishment.
b. Fungsi pembelajaran sosial (social learning)
Fungsi
utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan
guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa
bertugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat di mana
komunikasi itu berlangsung.
c. Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi
massa yang menggunakan media massa, memiliki fungsi sebagai proses
penyampaian informasi kepada masyarakan luas. Komunikasi massa
memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada
masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif
tercapai dalam waktu cepat dan singkat.
d. Fungsi transformasi budaya
Fungsi
transformasi budaya menjadi sangat penting dan terkait dengan
fungsi-fungsi sosial lainya terutama fungsi social learning. meskipun
demikian fungsi transformasi budaya lebih pada tugas sebagai bagian dari
budaya global.
Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan
melalui pertukaran program siaran radio, televisi dan bahkan melalui
media cetak. Dengan adanya perkembangan teknologi maka dapat menimbulkan
suatu perubahan-perubahan budaya.
e. Hiburan
Media massa
mendesain program-programnya dengan salah satu tujuan untuk menghibur
masyarakat. Memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak
sebanyak mungkin, sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para
pengiklan dan mereka akan memperoleh keuntungan. Sedangkan di sisi
masyarakat hiburan sangat diperlukan untuk mengisi waktu luang dan
menjadi sarana untuk rekreasi.
f. Meyakinkan (to persuade)
Persuasi dapat datang dalam bentuk:
· Mengukuhkan atau memperkuat sikap
· Mengubah
· Menggerakkan
· Menciptakan rasa kebersatuan
KOMUNIKASI MASSA SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL
Lembaga
Sosial: Himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada
suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain
dapat pula dikatakan: fungsi yang memenuhi ataupun melayani kebutuhan
sosial tertentu yang digunakan untuk menciptakan ketertiban
Dalam
kaitan pengertian lembaga sosial tersebut, maka dapat dikatakan
Komunikasi massa sebagai suatu lembaga sosial oleh karena untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat, utamanya dalam bidang komunikasi.
Lebih lanjut, Komunikasi massa identik dengan media massa yang dalam hal ini disebut PERS.
Signifikansi pers dalam kehidupan masyarakat (McQuail):
Dapat menyediakan lowongan kerja, memproduksi barang dan jasa, dan menghidupi industri yang berkaitan
Sebagai
institusi untuk dirinya sendiri, pers mengembangkan aturan atau
norma-norma yang menghubungkan dengan institusi lain, pada gilirannya
institusi media diatur oleh masyarakat
Sebagai sumber kekuatan, alat kontrol, dan penyedia informasi
Menyediakan tempat/lokasi bagi peristiwa kehidupan publik yang dipentaskan, baik nasional maupun internasional
Menjadi lokasi pengembangan budaya
Seringkali dijadikan dominan definisi dan image realitas sosial bagi individu secara kolektif bagi kelompok dan masyarakat
Oleh
karenanya, dapat dikatakan bahwa komunikasi massa telah melembaga
(institutionalized) di tengah masyarakat. Artinya komunikasi massa telah
membentuk struktur, dan seperangkat fungsi yang stabil dan harapan
publik yang terkait dengan itu.
Menurut McQuail, sebagai suatu lembaga sosial, media memiliki beberapa karakteristik:
Berkepentingan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam bentuk informasi, ide-ide, dan budaya
Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang-orang tertentu ke orang lain, artinya setiap orang dengan masyarakatnya
Hampir secara inklusif media beroperasi di ruang publik sehingga merupakan suatu institusi terbuka
Partisipasi khalayak bersifat sukarela
Lembaga
media berkaitan dengan industri dan pasar melalui ketergantungan-nya
pada tenaga kerja, teknologi dan kebutuhan finansial
Namun demikian
yang perlu dicermati menurut Charles R Wright, berkaitan dengan
komunikasi massa ialah jangan sampai pengertian tersebut menimbulkan
bayangan mengenai televisi, radio, surat kabar, buku, dsbnya. Artinya
peralatan teknis ini jangan dicampuradukkan dengan “PROSES”.
Sebagai
lembaga penyiaran, ia dapat menjadi suatu bentuk komunikasi massa
bilamana ia menyiarkan kepada masyarakat luas mengenai konvensi politik,
misalnya. Namun tidak dapat dikatakan dalam bentuk komunikasi massa
bilamana hanya ditonton oleh personil TV nya saja.
Jadi dalam hal ini komunikasi massa merupakan jenis khusus dari komunikasi sosial, yang utamanya dilihat dari
Sifat Khalayak: Luas, Heterogen, dan Anonim
Sifat
Bentuk Komunikasi: Bukan bersifat pribadi, tetapi UMUM. Artinya setiap
orang mendapat pesan yang sama isinya dan cepat. Selain itu juga
SELINTAS
Sifat Komunikatornya: cenderung sebagai suatu organisasi yang kompleks
Dalam
pandangan sosiologik, komunikasi massa adalah suatu kajian secara
ilmiah terhadap hubungan timbal balik antara media massa dan masyarakat,
artinya Sosiologi komunikasi massa mempelajari bagaimana media massa
mengembangkan norma2 sosial dan menimbulkan perubahan sosial. Benarkah
media massa dapat meningkatkan angka kejahatan maupun kekerasan yang ada
dalam masyarakat? Atau sebaliknya, dapatkah media massa menghantarkan
masyarakat dalam mencapai masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur?
Fungsi
lain yang telah melekat pada lembaga komunikasi massa akibat
perkembangan teknologi dan budaya masyarakatnya, apabila dibandingkan
pada fungsi yang semula adalah:
1. Fungsi Bisnis
2. Fungsi Politis
3. Fungsi Sosial
4. Fungsi Organisator
5. Fungsi Ekonomis
Dalam
suatu lembaga sosial selalu ada apa yang disebut dengan pengendalian
sosial (social control). Hal ini berfungsi tidak hanya untuk mengamati
tetapi juga mengendalikan agar warganya berperilaku sesuai dengan norma
dan nilai yang berlaku (atas dasar kesepakatan sebelumnya).
Secara umum adanya pengendalian sosial dalam lembaga sosial berguna sebagai:
1. Mempertebal keyakinan terhadap norma-norma
Memberi penghargaan terhadap yang patuh
Mengembangkan rasa malu bagi pelanggara
Menimbulkan rasa takut
Menciptakan sistem hukum
Dalam
kaitannya dengan media massa sebagai bentuk komunikasi massa, biasanya
melalui pemberitaan atau bahkan iklan, pers mempunyai daya untuk
melaksanakan pengendalian sosial seperti di atas.
Perwujudan kontrol sosial oleh pers dilakukan melalui tiga tindakan (yang biasanya dilakukan oleh pekerja pers), yaitu:
Pemilihan simbol (fungsi bahasa)
Pemilihan fakta yang disajikan (strategy framing)
Kesediaan memberikan tempat (agenda setting)
sumber: http://materikomunikasi.blogspot.com/2009/06/sosiologi-komunikasi.html