Karen King, seorang pakar dalam sejarah kristen dari Harvard Divinity School, mengatakan teks tersebut menyajikan dialog, dimana Yesus merujuk ke “istriku”, ketika menyebut Maria (Mary). Menurut King, fragmen dari naskah Koptik itu adalah sebuah salinan dari gospel, yang diduga ditulis di Yunani pada abad ke-2 M.
King menamai fragmen itu sebagai “Injil Istri Yesus” (Gospel of Jesus’s Wife), dan mempublikasikan hasil studinya pada korpus kuno tersebut di Roma, Selasa (18/9), dalam Konggres Internasional tentang Studi Koptik. Namun sejak awal digarisbawahi King bahwa teks itu tidak membuktikan Yesus telah menikah, namun lebih menyatakan sebuah percakapan tentang keluarga dan pernikahan yang dihadapi umat Kristen.
“Kalimat paling menarik dalam seluruh fragmen … adalah kalimat: ‘Yesus berkata kepada mereka [para murid-Nya], istri saya …”, demikian King mengatakan dalam sebuah video yang diposting ke saluran YouTube Harvard. Baris berikutnya dari teks berbunyi, “Dia akan dapat menjadi murid-Ku.
“Ini adalah hanya satu satunya teks kuno yang masih ada yang secara eksplisit menggambarkan tentang Yesus sebagai merujuk kepada kalimat istri,” tulis King dalam makalahnya pada penemuan tersebut.
Penemuan tersebut, jika divalidasi, dapat memiliki implikasi besar
bagi iman Kristen. Keyakinan bahwa Yesus tidak menikah adalah salah satu
alasan dalam Gereja Katolik, bahwa para Imam/ Pendeta harus tetap
selibat dan tidak diizinkan untuk menikah. Hal ini juga dapat memiliki
implikasi untuk peran perempuan dalam gereja, karena itu berarti Yesus
memiliki seorang murid perempuan.
Selama berabad-abad, telah ada perdebatan tentang kemungkinan bahwa
Yesus menikah, dengan banyak percaya bahwa ia mungkin punya hubungan
dengan Maria Magdalena, yang disebutkan secara jelas dalam Perjanjian
Baru. Bahkan pernah menjadi bahan spekulasi dan sebagai subyek dan
menjadi Film Best Seller karya Dan Brown , The Da Vinci Code.King menekankan bahwa penemuan baru itu “tidak serta merta memberikan bukti bahwa Yesus secara historis telah menikah.” Namun, King menulis, “fragmen tersebut memberikan bukti langsung yang mengklaim tentang status perkawinan Yesus pertama kali muncul lebih dari satu abad setelah kematian Yesus dalam konteks Kontroversi intra-Kristen atas seksualitas, perkawinan, dan pemuridan.”
Dalam tahun-tahun setelah kematian Yesus, orang Kristen berdebat
tentang bagaimana cara yang benar untuk mengikuti dan meneladani Yesus
dan gaya hidupnya. King mengatakan perkamen mungkin hanya berarti bahwa
beberapa orang Kristen percaya bahwa setelah kematian Yesus, ia sudah
pernah menikah selama hidupnya.
Sementara ini ia sedang bekerja untuk membuktikan keaslian
penemuannya, King mengatakan dia sangat tertarik juga untuk meneliti,
siapa sesungguhnya orang yang pertama kali menyatakan bahwa Yesus tidak
punya istri.“Saya terkejut menemukan bahwa memang benar selama periode yang sama ketika kita sedang mengamati fragmen ini,” kata King. Itu berarti itu lama setelah kematian Yesus, suatu pertanyaan pertama muncul: Apakah Yesus menikah atau tidak – dan fragmen kecil ini kemudian muncul (ditemukan) untuk menyatakan bahwa Yesus memang sudah menikah. King menyajikan penelitiannya pada Kongres Internasional Kesepuluh Studi Koptik di Roma.
Sumber: beritasatu