Ternyata kebijakan pemerintah untuk melakukan konversi bahan bakar
minyak ke gas dan mencabut subsidi bbm, berdampak luas bagi masyarakat
yg tentunya merugikan..
Mulai dari banyaknya kasus ledakan tabung gas LPG, shg masyarakat yg
memang kurang pengetahuan dlm pnggunaan kompor gas menjadi korban,
serta kualitas tabung dan perlengkapan lainya yg buruk (pemerintah
terkesan setengah hati).
Tidak hanya itu pencabutan subsidi bbm membuat ibu" rumah tangga
berpikir untuk mencari solusi pengganti minyak tanah, yg harganya sudah
mencapai Rp.8000/liter padahal subsidi belum dicabut 100%.
Alternatif dari pemerintah dgn membagikan kompor dan tabung LPG
gratis tidak menyelesaikan masalah, karena beberapa alasan tadi, yg
menyebabkn masyarakat menjadi parno ktka mendengar berbicara kompor gas.
Tidak salah jika ada sbuah joke yg mengatakan "pemerintah sngat
gencar memerangi teroris, tpi mereka yg membagika BOM (tabung gas) kpda
masyarakat).
Salah satu cara ibu rumah tangga dan masyarakat menghemat
pengeluaran bahan bakar, kini beralih menggunakan kayu bakar. Tidak
salah lagi ujung"nya hutan dibabat.(go green coy)
lebih dari it yg paling menderita akibat pencabutan subsidi bbm adl anak kost.
Minyak tanah mahal, masak pake gas LPG takut, walopun boleh pake
kayu jg gk mungkin, belum lagi kbutuhan" lain yg jg serba naik dan
parahnya Uang bulaan tetep cooyy. ;(
sabaaarr