Senin, 23 April 2012

pengertian sosiologi pedesaan

A. Sosiologi Desa
1. Pengertian Desa
Sutardjo Kartohadikusumo
Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat
tinggal suatu masyarakat yang berkuasa
mengadakan pemerintahan sendiri
C.S. Kansil
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerntahan terendah langsung dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Sosiologi Desa
a. Merupakan suatu cabang sosiologi yang
mempelajari gejala sosial di pedesaan
b. Sejarah :
- 1920 di Amerika Serikat ada mata kuliah tentang
problema kehidupan pedesaan
- 1970 Smith dan Zopt melahirkan Sosiologi Pedesaan
dan melahirkan definisi
Ilmu yang mengkaji hubungan anggota masyarakat
di dalam dan antara kelompok kelompok
di lingkungan pedesaan
Rogers
Ilmu yang mempelajari fenomena masyarakat
dalam setting pedesaan
3. Unsur unsur Desa
Daerah
Tanah yang produktif, lokasi, luas dan batas
yang merupakan lingkungan geografis
Penduduk
Jumlah penduduk, pertambahan penduduk,
pertambahan penduduk, persebaran penduduk
dan mata pencaharian penduduk
Tata Kehidupan
Pola tata pergaulan dan ikatan ikatan pergaulan
warga desa termasuk seluk beluk kehidupan
masyarakat desa
4. Ciri ciri kehidupan masyarakat Desa
a. Masyarakatnya erat sekali
hubungannya dengan alam
b. Penduduk di desa merupakan unit sosial
dan unit kerja
c. Masyarakat desa mewujudkan
paguyuban/gemainschaft
5. Fungsi dan Potensi Desa
a. Fungsi Desa
- Dalam hubungan dengan kota desa merupakan
Heterland atau daerah dukung
- Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah
dan tenaga kerja
- Merupakan desa agraris, desa industri
Sutopo Yuwono
Salah satu peran pokok desa terletak di bidang ekonomi
Daerah pedesaan merupakan produksi pangan
dan produksi eksport
b. Potensi desa – Potensi Fisik dan non fisik
1). Potensi Fisik
Tanah, air, Iklim, manusia, Hutan
2). Potensi non fisik
Gotong royong, kekeluargaan, lembaga sosial,
Potensi desa tidak sama karena lingkungan geografis
dan keadaan penduduknya berbeda dan
corak kehidupannya juga berbeda
Maju mundurnya desa akan tergantung pada beberapa faktor
yaitu : potensi desa, interaksi desa dengan kota
atau antara desa dengan desa dan lokasi desa terhadap daerah disekitarnya yang lebih maju
6. Type type desa
Pra desa, Desa Swadaya (desa tradisional),
Desa Swakarya (desa transisi),
Desa Swasembada (desa maju)
blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/wp-content/sosdeskot-tam-2.ppt
Topik kuliah tentang Pengertian Sosiologi Pertanian ini membahas tentang
pengertian sosiologi secara umum, pengertian dan keterkaitan antara sosiologi pedesaan
dan sosiologi pertanian, ruang lingkup sosiologi pertanian dan kegunaan mempelajari
sosiologi pertanian.
Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 2 (dua) kali
tatap muka dengan total pertemuan sebanyak 3 jam. Setelah mengikuti kuliah ini
diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan pengertian sosiologi, sosiologi pertanian dan
sosiologi pertanian; ruang lingkup sosiologi pertanian dan kegunaan sosiologi pertanian.
B. PENYAJIAN
Pengertian Sosiologi
Para sosiolog dan ahli terkait dengan sosiologi sampai saat ini masih terus
melakukan penyelidikan tentang sifat dan hakikat pengertian sosiologi. Nampaknya
belum ada suatu kesepakatan bersama yang formal tentang pengertian sosiologi,
sungguhpun demikian ada beberapa pengertian dasar tentang sosiologi yang dapat
digunakan sebagai patokan sementara.
Berdasarkan akar katanya, Sosiologi berasal dari dua kata Yunani yaitu “socius”
yang berarti “kawan atau teman” dan “logos” yang berarti “ilmu atau pengetahuan”.
Teman atau kawan dapat dimengerti secara luas sebagai “keberadaan orang-orang lain
dalam suatu hubungan”. Dengan demikian berdasarkan asal katanya maka sosiologi
berarti “ilmu tentang berkawan” atau “ilmu tentang bagaimana manusia berkawan”.
Beberapa pengertian tentang sosiologi yang telah dikemukakan beberapa ahli
terkemuka yang mungkin bermanfaat antara lain sebagai berikut:
• Giddens (2004:2) mendefinisikan bahwa “sociology is the study of human social life,
groups and socities” (sosiologi merupakan studi/ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat).
• Pitrin Sorokin mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari (1)
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, (2) hubungan
dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala non-sosial dan (3) ciri-ciri
umum semua gejala sosial (Soekanto, 2003:19)
• Roucek dan Waren menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan antar manusia dan kelompok-kelompok (Soekanto, 2003:19)
• Ouburn dan Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah
terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial (Soekanto, 2003:20)
• Doorn dan Lammers menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang
struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil (Soekanto,
2003:20)
• Soemarjan dan Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu masyarakat yang
mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial (Soekanto, 2003:20)
• Green (1960) dalam Raharjo (1999) menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mepelajari kehidupan manusia dalam masyarakat, dalam pelbagai aspeknya.
Pengertian umum menyatakan bahwa sosiologi adalah “ilmu tentang masyarakat”.
Menurut Priyotamtomo (2001), sosiologi mepelajari perilaku masyarakat dan perilaku
sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnnya. Kelompok tersebut
mencakup: keluarga, suku, komunitas, pemerintah, organisasi soaial, kelompok ekonomi,
kelompok politik, dan lain sebagainya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi
kelompok, menelusuri asal-susul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan
kelompok terhadap para anggotanya.
• Pengertian Sosiologi Pedesaan dan Sosiologi Pertanian
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk didalamnya perubahan sosial dalam perkembangannya melahirkan
berbagai teori sosiologi dan berbagai cabang sosiologi. Obyek kajian yang berbeda
selanjutnya menjadi cabang baru seperti sosiologi industri, sosiologi politik, sosiologi
agama dan cabang sosiologi lainnya. Perkembangan ini juga termasuk sosiologi pedesaan
dan sosiologi pertanian sebagai cabang sosiologi yang khusus mengkaji masalah tentang
masyarakat pedesaan dan dinamikanya.
Priyotamtomo (2001) mendeskripsikan bahwa sosiologi pedesaan merupakan
suatu studi yang melukiskan hubungan manusia di dalam dan atar kelompok yang ada di
lingkungan pedesaan. Pengertian “pedesaan” mencakup wilayah yang disebut “rural”
dibedakan dengan “urban”. Secara lengkap pedesaan diartikan sebagai kawasan tempat
tinggal dan kerja yang secara jelas dapat dipisahkan dari kawasan yang lain yang disebut
“kota”.
Masyarakat pedesaan sering disebut sebagai “rural community” sedang
masyarakat perkotaan disebut sebagai “urban community”. Pembedaan tersebut didasari
oleh perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Soekanto dalam
Yulianti dan Purnomo (2003:12-13) menyatakan bahwa perbedaan masyarakat pedesaan
dan perkotaan dapat dilihat antara lain dari kehidupan kegamaan, individualime,
pembagian kerja, macam pekerjaan, jalan pikiran, jalan kehidupan, serta perubahan-
perubahan sosial lainnya.
Sosiologi pedesaan adalah sosiologi yang tentang struktur dan proses-proses
sosial yang terjadi di pedesaan. Bidang kajian ini menekankan pada masyarakat pedesaan
dan segala dinamikanya yang antara lain mencakup struktur sosial, proses sosial, mata
pencaharian, pola perilaku, serta berbagai transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi..
Menurut Planck (1993:3) Sosiologi Pertanian (Agricultural Sociology) sering
disamakan dengan Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology). Tetapi ini hanya berlaku jika
penduduk desa terutama hidup dari pertanian saja. Semakin sedikit kehidupan penduduk
di desa ditandai oleh kegiatan pertanian, semakin pantas sosiologi pertanian dipisahkan
dari sosiologi pedesaan.
Dengan mempertimbangkan kasus-kasus di pedesaan Indonesia yang umumnya
sektor pertanian masih relatif dominan baik sebagai sektor primer maupun sekunder,
maka nampaknya dalam praktek agak sulit untuk membedakan secara tegas pokok
bahasan dan agenda kajian tentang sosiologi pedesaan dan pertanian. Tumpang tindih dan
saling terkait antara kedua pendekatan bidang sosiologi tersebut akan sangat mungkin
terjadi di pedesaan Indonesia.
Tidak hanya di pedesaan Indonesia, sebagian besar masyarakat pedesaan di
negara-negara berkembang masih memiliki ketergantungan pada sektor pertanian, bahkan
menurut Raharjo (1999:12) pertanian memang masih merupakan karakteristik pokok dari
umumnya desa-desa di dunia. Dilihat dari eksistensinya, desa merupakan fenomena yang
muncul dengan mulai dikenalnya cocok tanam di dunia ini. Dengan mengingat
pentingnya faktor pertanian bagi keberadaan desa, maka dapat dipahami bahwa
kebanyakan batasan sosiologi pedesaan masih selalu berkisar pada aspek pertanian.
Dalam pembahasan selanjutnya, bahan ajar ini menggunakan dua disiplin ilmu itu
(Sosiologi Pertanian dan Sosiologi Pedesaan) sebagai pendekatan. Pertimbangan
utamanya adalah mengingat kemajemukan masyarakat pedesaan Indonesia. Dilihat dari
tingkat perkembangannya, masih terdapat sejumlah masyarakat desa kita yang masih
terbelakang, sehingga masih tepat untuk dianalisis lewat kerangka Sosiologi Pedesaan. Di
lain pihak telah terdapat sejumlah desa yang telah maju sehingga lebih tepat untuk
dijelaskan lewat kerangka Sosiologi Pertanian.
Ruang Lingkup Sosiologi Pertanian
Obyek sosiologi pedesaan adalah seluruh penduduk di pedesaan yang terus-
menerus atau sementara tinggal di sana, sedangkan obyek sosiologi pertanian adalah
keseluruhan penduduk yang bertani tanpa memperhatikan jenis tempat tinggalnya.
Sosiologi pedesaan lebih menggunakan pendekatan lokasi dalam hal ini “pemukiman”.
Sosiologi pertanian menurut Planck (1993:4) adalah sosiologi ekonomi seperti
halnya sosiologi industri, yang membahas fenomena sosial dalam bidang ekonomi
pertanian. Sosiologi memusatkan hampir semua perhatiannya pada petani dan
permasalahan hidup petani. Tema utama sosiologi pertanian adalah undang-undang
pertanian, organisasi sosial pertanian (struktur pertanian), usaha pertanian, bentuk
organisasi pertanian, dan masalah sosial pertanian. Sebuah aspek yang sangat penting
adalah posisi sosial petani dalam masyarakat.
Situasi kehidupan manusia yang tergantung pada pertanian ditentukan terutama
oleh hubungan mereka dengan tanah (tata tanah), oleh hubungan pekerjaan mereka satu
dengan lainnya (tata kerja), dan oleh sistim ekonomi dan masyarakat yang ada diatas
mereka (tata kekuasaan). Keseluruhan tata sosial ini disebut sebagai hukum agraria yang
dalam arti sempit dimaknai sebagai hukum pertanahan (land tenure).
Kegunaan Mempelajari Sosiologi Pertanian
Dengan mempelajari sosiologi pertanian kita bisa mengumpulkan secara
sistimatis atau secara bermakna tentang keterangan-keterangan mengenai masyarakat
pedesaan dan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan menelaah hubungan-
hubungannya.
Sosiologi pertanian membantu dalam mengambil lukisan seteliti-telitinya tentang
tingkah laku, sikap, perasaan, motif dan kegiatan-kegiatan petani yang umumnya hidup
dalam lingkungan pedesaan. Hasil telaah tersebut dapat digunakan untuk meperbaiki
kehidupan masyarakat pedesaan dan pertanian pada khususnya.
Planck (1993:9) menyatakan bahwa penduduk desa mencari penjelasan mengenai
proses sosial di pedesaan dan menuntut pembaharuan untuk masa depan. Petani
mengharapkan sosiologi pertanian dalam usahanya menemukan suatu kesadaran baru.
Praktek dari politik pertanian menuntut dari sosiologi pertanian antara lain tempat
kegiatan terbaik untuk langkah-langkah yang telah direncanakan dan menunjukan
dampak sosial yang akan timbul dari yang direncanakan. Sosiologi pertanian harus
memberikan data mengenai struktur pedesaan, mengenai kecenderungan perkembangan
sosial, mengenai penyakit dalam masyarakat dan keadaan darurat, mengenai harapan dan
tuntutan sosial mereka dalam perencanaan tata ruang.
Sumbangan sosiologi pertanian dalam politik kemasyarakatan memang masih
terbatas. Namun mereka dapat membantu pengambilan keputusan-keputusan yang dibuat
dengan cara:
• Menjelaskan definisi, obyek dan indikator sosial
• Menjelaskan hubungan sesama manusia dan perilakunya
• Meneliti aturan, fungsi kelompok/organisasi sosial
• Menemukan tenaga pendorong, mekanisme dan proses perubahan sosial dan
lain sebagainya.
C. PENUTUP
Penguasaan materi oleh mahasiswa peserta pembelajaran yang telah mengukti
perkuliahan dengan pokok bahasan Pengertian Sosiologi Pertanian dapat dievaluasi
melalui seberapa jauh mahasiswa mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut:
• Jelaskan pengertian sosiologi berdasarkan asal katanya serta pengertian umum
sosiologi
• Jelaskan pengertian sosiologi pedesaan dan sosiologi pertanian
• Sebut dan jelaskan perbedaan dan persamaan antara sosiologi pedesaan dan sosiologi
pertanian
• Jelaskan ruang linkgkup sosiologi pertanian
• Jelaskan kegunaan mempelajari sosiologi pertanian secara empiris dan teoritis
REFERENSI
Giddens, Antony, 2004, Sociology, 4
th
Edition, Polity Press and Blackwell Publishers
Planck, Ulrich, 1993, Sosiolologi Pertanian, Yayasan Obor Indonesia Jakarta
Priyotamtomo, Wiryono, 2001, Bahan Kuliah Sosiologi Pedesaan, Fakultas Pertanian
UGM (tidak diterbitkan)
Rahardjo, 1999, Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian, Edisi Pertama, Gadjah
Mada University Press
Soekanto, Soerjono, 2003, Sosiologi Suatu Pengantar, Cetakan ke-36, PT. Raja Grafindo
Persada
Yuliati, Y dan Purnomo, M, 2003, Sosiologi Pedesaan, Lappera Pustaka Utama
komentar dari anda merupakan suatu kehormatan bagi penulis
tinggalkan komen ia untuk koreksi tulis selanjutnya