Media
massa dipahami sebagai lebih dari sekedar suatu mekanisme yang
sederhana sifatnya yang digunakan untuk menyebarkan informasi, karena
media massa merupakan suatu organisasi yang terdiri dari susunan yang
sangat kompleks dan lembaga sosial yang penting dari masyarakat. Teori
besar (grand theory) yang paling terkemuka untuk menyinggung aspek
institusional dari media adalah teori kritis marxis. Teori kritis
berhubungan dengan distribusi kekuasaan dalam masyarakat dan dominasi
kepentingan tertentu terhadap lainnya. Jelasnya, media massa dalam
pendekatan teori kritis marxis dipahami sebagai pemain yang mempunyai
kekuatan pengaruh yang sangat besar dalam pertarungan ideologis. Media
massa dapat dipahami dalam berbagai artikulasi, salah satunya media
massa dipahami sebagai arena pertarungan (site of strunggle) dari
berbagai kepentingan dan ideologi yang hidup di masyarakat.
Ideologi yang keberadaannya telah menjadi ideologi yang dominan pun dapat dipengaruhi eksistensinya oleh media. Sebagian besar teori komunikasi kritis menekankan kepada kekuatan media massa karena potensi media untuk menyebarkan ideologi dominan dan potensinya untuk mengekspresikan ideologi yang alternatif dan berlawanan dengan ideologi dominan atau ideologi resistensi. Dalam konteks ini media dipandang sebagai arena pertarungan ideologi (site of strunggle for ideology) bagi beberapa kalangan penganut teori kritis terutama oleh kalangan cultural studies. Namun sebaliknya bagi kalangan pengikut Mahzab Frankfurt, media lebih dipahami sebagai bagian dari industri kebudayaan (culture industries) yang dikuasai oleh segelintir elit industri yang mampu menciptakan simbol-simbol yang dapat memanipulasi dan mengalienasi kelas-kelas lainnya. Singkatnya, berbeda dengan cultural studies yang melihat potensi media massa sebagai area pertarungan ideologi, Mahzab Frankfurt menganggap media massa dan segala bentuk kebudayaan massa sebagai bentuk budaya afirmatif yang tidak dapat diharapkan untuk menggapai emansipasi. mengenai berbagai bentuk artikulasi dalam memahami media massa dalam teori media kritis akan lebih dalam didiskusikan dalam pembahasan berikut ini.
Ideologi yang keberadaannya telah menjadi ideologi yang dominan pun dapat dipengaruhi eksistensinya oleh media. Sebagian besar teori komunikasi kritis menekankan kepada kekuatan media massa karena potensi media untuk menyebarkan ideologi dominan dan potensinya untuk mengekspresikan ideologi yang alternatif dan berlawanan dengan ideologi dominan atau ideologi resistensi. Dalam konteks ini media dipandang sebagai arena pertarungan ideologi (site of strunggle for ideology) bagi beberapa kalangan penganut teori kritis terutama oleh kalangan cultural studies. Namun sebaliknya bagi kalangan pengikut Mahzab Frankfurt, media lebih dipahami sebagai bagian dari industri kebudayaan (culture industries) yang dikuasai oleh segelintir elit industri yang mampu menciptakan simbol-simbol yang dapat memanipulasi dan mengalienasi kelas-kelas lainnya. Singkatnya, berbeda dengan cultural studies yang melihat potensi media massa sebagai area pertarungan ideologi, Mahzab Frankfurt menganggap media massa dan segala bentuk kebudayaan massa sebagai bentuk budaya afirmatif yang tidak dapat diharapkan untuk menggapai emansipasi. mengenai berbagai bentuk artikulasi dalam memahami media massa dalam teori media kritis akan lebih dalam didiskusikan dalam pembahasan berikut ini.